12 Februari 2011

Resensi Buku Bianglala 3 Warna, Pengakuan Hidup Seorang Wanita



Penulis : Roxana
Penerbit : Galangpress
Kategori Buku : Non Fiksi
Tahun Terbit : 2011
ISBN : 978-602-8174-46
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 320 halaman
Harga : Rp 45.000,-

Roxana, gadis sederhana dari Belitung yang hidup berkecukupan. Orangtuanya memilih menyekolahkan anak-anaknya di SD Muhammadiyah Gantong, sekolah Islam favorit pada masa itu, dibanding di SD PN Timah dengan fasilitas super lengkap. Di sekolah yang penuh kesederhanaan inilah, Roxana memahami arti sebenarnya dari sebuah bianglala hidup yang berputar dengan kerja keras dan kejujuran. Ternyata, tak semua orang berpandangan sama dengannya.

Pengalaman hidup dengan mantan suaminya yang membuatnya tersadar dan mengingat kembali petuah guru-gurunya semasa kecil dulu. Mantan Suami nya tak lain dan tak bukan adalah Pengarang Novel Fenomenal Tetralogi Laskar Pelangi. Ia harus rela menerima kenyataan bahwa seseorang yang begitu dicintainya justru menghancurkan hidupnya hingga ke jurang terdalam atas nama kebohongan besar.Disisi lain, Roxana juga turut terlibat dalam suksesnya Buku Karangan Suaminya. Akan tetapi apa yang dia dapatkan setelah Suaminya menjadi sang Maestro yang di elu eluka seantero penjuru. Nama "Roxana" terhapus dalam memorinya.

Dalam perjalanannya mencari keadilan hukum akibat fitnah yang diterimanya, Roxana menapaki kembali jejak-jejak masa kecilnya, mencari puzzle yang terserak di tiga kota Belitung, Surabaya, dan Bandung. Dengan ketegarannya, ia mencoba merangkai lagi bianglala yang berpijar dalam tiga warna.

Buku yang menceritakan tentang perjuangan seorang wanita dalam mencari keadilan. Keadilan dalam sebuah fakta kehidupan yang sebenarnya dan juga keadilan dalam sebuah status perkawinan. Ketidaktahuan Roxana terhadap hukum membuatnya mengalami ujian ini. Buku yang harus dibaca oleh para wanita supaya bisa belajar dari kasus Roxana.
(LBH Bandung)

Karya ini bisa meluruskan pendapat dan keraguan masyarakat atau pengasuh SD Muhammadiyah selama ini. Semoga karya ini bisa menjadi kenangan tentang keadaan SD Muhammadiyah, baik guru-gurunya, maupun murid-muridnya pada masa itu.
(Hazuan Hasran - Mantan Guru SD Muhammadiyah Gantong dan Pengurus Cabang Muhammadiyah Gantong

------

Cinta murni yang bersemayam di dadaku merupakan anugerah dari Tuhan. Dengan cinta, aku terbebas dari rasa dengki karena harta, dan tak pernah menyakiti raga. Aku tidak takut pada cinta, meskipun cinta terkadang membawa kepedihan, keterasingan, kerinduan, dan selaksa kebingungan yang menyelimuti jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar